Mencermati kekalahan Dinasti Fatimiyah pada Perang
Salib Pertama dan lepasnya Yerusalem ke tangan Pasukan Salib pada tahun 1099 M,
Mesir dan Suriah merasa bahwa Fatimiyah sudah melemah. Salah satu jenderalnya,
Salahuddin Al Ayyubi, merebut kekuasaan dari Fatimiyah dan mendirikan diansti
Ayyubiyah.
Saladin adalah orang Kurdi yang berasal dari Tikrit di
Irak utara. Dia datang ke Mesir pada tahun 1168 M sebagai asisten pamannya Asaduddin
Syirkuh , yang merupakan seorang jenderal dan kemudian menjadi wazir dari
khalifah Fatimiyayang diminta oleh Dinasti Fatimiyah untuk mebantu Perdana
Menteri Syawar yang tengah dikudeta oleh Dirgam dan dijanjikan imbalan
sepertiga pajak tanah Mesir.
Keberhasilan Salahuddin dan Syirkuh mengembalikan
jabatan Perdana Menteri kepada Syawar mendapatkan apresiasi yang tinggi dari
Dinasti Fatimiyah. Namun tiga tahun kemudian Syawar ternyata berkonspirasi
dengan pimpinan pasukan Salib yang
bernama Amauri yang membuat Salahuddin Kembali ke Mesir untuk menumpas pasukan
salib, di samping itu ternyata Syawar mempunyai dendam pribadi kepada Salahuddin
dan Syirkuh dan bermaksud membunuh keduanya namun rencana ini diketahui oleh
Salahuddin dan Syawar dan berhasil menangkap Syawar yang kemudian dihukum mati
atas perintah Khalifah Al Adid.
Sebagai imbalan atas jasanya Khalifah Al Adid
memberikan jabatan Perdana Menteri kepada Syirkuh, namun jabatan itu hanya
dipegang selama dua bulan karena Syirkuh meninggal dunia, Salahuddin diangkat
menggantikan pamannya dan mendapat gelar
Al Malik An Nasir (Darsono:2009)
Setelah Khalifah Al Adid (khalifah
terakhir Dinasti Fatimiyah) wafat pada tahun 1171 M Salahuddin pun memperoleh kekuasaan atas Mesir
dan memproklamirkan berdirinya Dinasti Ayyubiyah .
Adapun para khalifah Ayyubiyah yang pernah memerintah
di Mesir adalah :
1. Salahuddin Yusuf Al Ayyubi (1171 –
1193 M)
2. Al Aziz (1193 – 1198 M)
3. Al Mansur (1198 – 1200 M)
4. Al Adil I (1200 – 1218 M)
5. Al Kamil (1218 – 1238 M)
6. Al Adil II (1238 – 1240 M)
7. As Salih Ayyub (1240 – 1249 M)
8. Al Mu’azzam Turansyah (1249 – 1250 M)
9. Al Asraf
Pada tahun 1173 M, kakak Salahuddin, Turansyah menaklukan
Yaman di Jazirah Arab, yang memberikan Salahuddin kendali atas perdagangan dari
India melalui Laut Merah. Dia adalah jenderal yang amat sukses yang mengikuti
jenderal Mamluk Zangi dan Nureddin dalam merebut kembali sebagian besar wilayah
yang hilang pada Perang Salib Pertama. Dia merebut kembali Yerusalem pada tahun
1187 M.
Berbeda dengan dinasti Fatimiyah yang Syi'ah,
Salahuddin adalah seorang Muslim Sunni, jadi dia kembali menyebarkan ajaran
Sunni di Mesir dan Suriah. Dia membuka sejumlah madrasah yang menyebarkan
ajaran Sunni kepada orang-orang, dan juga mengajarkan ilmu dari Iran ke Mesir
dan Suriah. Ini membuat dinasti Ayyubiyah dekat dengan para khalifah Abbasiyah
di Baghdad.
Ketika Salahuddin meninggal pada tahun 1193 M, dia
dimakamkan di Damaskus, di dekat Masjid Agung Umayyah.
Setelah kematiannya, para putra dan kerabat Salahuddin
membuat wilayah Ayyubiyah terpecah menjadi diansti-dinasti kecil. Muncul
pemerintahan-pemerintahan tersendiri di Damaskus, Aleppo, Hims, Hamat, dan
Diyar Bakr. Namun para sultan Ayyubiyah di Kairo adalah yang paling kaya dan
mereka mengendalikan sebagian besar pemerintahan kecil tersebut. Para
cendekiawan dan pendakwah Yahudi dan Kristen seperti Maimonides dan Francis
dari Assisi pernah mengunjungi dan tinggal di Mesir. Beberapa dari para
cendekiawan ini pernah tinggal di Kairo yang merupakan kota terkaya di
Kesultanan Ayyubiyah. Ketika Paus Honorius menyerang Mesir pada Perang Salib
Kelima, Ayyubiyah berhasil menghalaunya. Pada Perang Salib Keenam, untuk
memperoleh kembali Yerusalem, para tentara Salib bertempur sebagai tentara
bayaran bagi Ayyubiyah dalam melawan Mamluk.
Para pemimpin Ayyubiyah akhir memasukkan para budak
Turk dan Mongol ke dalam pasukan mereka. Para budak ini disebut Mamluk dan
seiring perkembangannya orang-orang Mamluk menjadi lebih berperan dalam militer
Ayyubiyah daripada orang Ayyubiyah sendiri. Sedikit demi sedikit orang Maluk
merebut kekuasaan dari para sultan Ayyubiyah. Pada akhirnya pada tahun 1250 M,
Mamluk menguasai seluruh Mesir. Pada rahun 1260 M, nyaris seluruh wilayah
Ayyubiayh sudah direbut oleh Mamluk.
Referensi :
1.
Darsono & T.Ibrahim. 2009. Tonggak Sejarah
Kebudayaan Islam 2. Solo : PT.Tiga Serangkai;
2.
http://id.wikibooks.org/wiki/Islam_Abad_Pertengahan/Sejarah/Ayyubiyah
Post a Comment