4. HAFSAH BINTI UMAR
Setelah Aisyah bintiAbu
Bakar menjadi istri ketiga, wanita yang dipilih oleh
Allah untuk menjadi istri Muhammad SAW yang
ke empat adalah Hafsah binti Umar. Hafsah binti Umar dipertemukan dengan Muhammad SAW sebagai seorang istri
sudah dalam keadaan menjanda. Sebelumnya Hafsah adalah istri Khunais bin Khudzafah.
Hafsahlah yang sempat menyaksikan bagaimana
ngerinya perang Badar. Khuds termasuk seorang pahlawan yang
gagah berani. Keberanian, kejantanan dan perjuangannya patut dicatat dalam lembaran sejarah. Sebelum Hafsah bin Umar diperistri oleh
Muhammad SAW, ketika ia masih menjanda, Umar selaku seorang ayah dari
Hafsah, mula-mula menawarkan Hafsah kepada Utsman untuk diperistri. Hal ini disebabkan karena Ruqayah istri Utsman juga putri Muhammad SAW, telah lebih dulu
meninggal dunia pada tahun kedua setelah Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Akan tetapi Utsman menolak. Atas penolakan Utsman, Umar bin Khattab beralih menawarkan Hafsah kepada
Abu Bakar. Tetapi Abu Bakar
juga tidak memberi jawaban
yang pasti. Menerima tidak menolak pun tidak.
Di saatAbu Bakar
belum memberijawaban itu datanglah Muhammad SAW sengaja meminang dan menikahi Hafsah binti Umar.
Dijadikan seorang istri oleh Muhammad SAW sebagai hasil dari pernikahan
Muhammad sAW yang ke empat kalinya. Tentang ulah Umar
bin Khattab tak
malu menawarkan anaknya untuk diperistri oleh Utsman marJpun
Abu Bakar, hal
ini merupakan bukti sebuah bentuk tanggung jawab orang tua terhadap seorang anak. Pada masa kebodohan saat itu
kedudukan seorang wanita sangatlah tidak dihargai.
Karena itu Umar bin Khattab selalu berupaya agar anaknya diperistri oleh orang-orang yang terpandang di kalangannya. Setelah Utsman menolak dan Abu Bakar
tidak memberijawaban, yang akhirnya Muhammad SAW mengambil Hafsah sebagai istri ke empat,
hal ini bagi Umar merupakan satu keberhasilan yang luar
biasa. Sebaliknya bagi Muhammad SAW dalam memperistri Hafsah bin Umar,
pernikahan itu sendiri merupakan suatu bentuk penghormatan Muhammad sAW kepada Umar yang
sangat tinggi nilainya.
Lalu apa yang melatarbelakangi, mengapa Muhammad SAW memilih Hafsah binti Umar untuk dijadikan
sebagai istri ke empatnya? Tidak ada tujuan yang lain bagi Muhammad SAW kecuali bermaksud memberikan
perlindungan agar perjuangan dan perkembangan agama lslam di jasirah Arab
semakin lancar. Dengan kata lain, Muhammad SAW sengaja menikahi Hafsah binti Umar dengan faktor untuk mendidik, beragama, bermasyarakat dan berpolitik sebagai latar belakangnya untuk menyebarkan agama lslam. Jadi, apabila ada seorang
orentalis yang menilai bahwa Muhammad SAW menikah dengan beberapa wanita dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan biologis adalah salah besar dan tidak didukung oleh data dan fakta sama sekali.
5. ZAENAB BINTI KHUZAIMAH
Setelah beristrikan Hafsah binti
Umar, Muhammad SAW memilih istri untuk
kelima kalinya. Kali
iniwanita yang dipilihnya
adalah Zaenabbinti Khuzaimah. Dia adalah seorang janda dari Ubaidah
bin Al Harits. Sedangkan Ubaidah bin Al Harits adatah seorang pahlawan dan pejuang lslam yang mati sahid dalam peperangan
di Badar. Ketika suaminya, Ubaidah bin Al Harits
gugur di medan
perang, Zaenab binti Khuzaimah ikut mengurus jenazahnya.
Juga ikut menolong orang-orang lain yang terluka dalam peperangan itu. Andilnya dalam perjuangan kaum
muslim memerangi orang-orang yang kafir menentang lslam tidak dapat
dibandingkan dengan wanita-wanita lain pada masa itu.
Menyaksikan perjuangan dan andil
Zaenab binti Khuzaimah
terhadap perjuangan lslam yang begitu
tinggi, ketika ia harus kehilangan seorang suami yang berarti harus menjad ijanda karena perang,
Muhammad SAW meras prihatin, dan terpanggil untuk melindunginya. Karena itulah kemudian Muhammad SAW meminang dan menikahinya. Yang akhirnya Zaenab binti Khuzaimah menjadi istri Muhammad SAW yang ke lima.
Muhammad SAW menikahi Zaenab
binti Khuzaimah bukan
semata-mata karena kebutuhan biologis.
Tetapi lebih berdasarkan pada kemanusiaan dan kemuliaan agama lslam. Terbukti saat Muhammad SAIV
menikah dengan Zaenab binti Khuzaimah, Muhammad SAW berusia
lima puluh figa tahun.
Sementara Zaenab binti Khuzaimah sudah genap berusia enam puluh tahun. Zaenab hidup sebagai istri
Muhammad SAW hanya selama dua tahun setelah kemudian meninggal dunia.
Berangkat dari catatan tersebut di
atas bila kemudian ada beberapa berorientalis menilai bahwa Muhammad SAW berpoligami hanya dilandasi kebutuhan biologis, adalah penilaian yang sangat salah. Muhammad SAW menikahi beberapa orang wanita berangkat daritujuan yang mulia. Yaitu perlindungan, kemuliaan diri, keagungan harga diri, kasih sayang untuk membawa
kebahagiaan di dunia dan di akherat. ltulah pernikahan yang telah dilakukan oleh Muhammad SAW rasul Allah pembawa kebenaran hakiki bagi seluruh umat di dunia.
Post a Comment